Kamis, 20 Agustus 2015

Puis R. Fahik, Air Mataku Jatuh di Lewa


(untuk adik-adikku di SMAN 1 Lewa, Sumba Timur)

Air mata ini bukan untuk menghanyutkan kenangan kita dalam aliran waktu yang terus berpacu itu. Air mata ini kutitipkan untukmu sebagai bagian dari driku, yang akan menumbuhkan mimpi-mimpimu. Juga mimpi-mimpiku. Mimpi-mimpi kita. Aku ingin datang lagi suatu hari nanti. Aku yakin, ketika itu air mataku telah menjelma dalam buah-buah keindahan yang abadi di ujung penamu.

Lewa, 11 Agustus 2015

R. Fahik bacakan puisi "Air Mataku Jatuh di Lewa"


Puisi R. Fahik, RAMBU


Puisi R. Fahik

 

RAMBU

Untuk Clarita

 

Hamparan padang sabana yang maha luas ini, akan selalu mengingatkanku pada senyuman indahmu yang belum mampu kususuri. Lembah dan ngarai yang terpahat pada hamparan sabana itu, serupa lesung pipimu yang menghantui malam-malamku.

Rambu... Rambu... Rambu... Kupanggil namamu dari lembah kerinduan ini. Pernahkah kau dengar seribu langkah sandelwood bergemuruh di padang-padang sabana? Detak jantungku lebih bergemuruh lagi. Gemuruh kerinduan untuk menyusuri indahnya padang sabana bersamamu. Siapa tahu di saat itu aku bisa memahami senyum indahmu. Atau setidaknya seumur hidupku aku pernah mengalami bagaimana seorang gadis Sumba tersenyum indah padaku.

Rambu... Rambu... Rambu... aku akan merindumu seperti Watuparunu merindukan sungai-sungai yang datang kepadanya siang dan malam. Aku akan mencintaimu dalam diam seperti Londa Lima yang bisu menatap cakrawala yang ia kagumi. Rambu... Rambu... Rambu... Bolehkah aku berbisik sejenak? “Nyungga mbuhanggau nyumu...”

 

Waingapu, 8 Agustus 2015

Catatan:

Rambu                                                : Sapaan untuk perempuan Sumba

Watuparunu, Londa Lima                  : Nama pantai di Sumba Timur
Nyungga mbuhanggau nyumu           : Aku cinta padamu