Selasa, 19 Agustus 2014
Resensi Buku
Resensi
Buku
Sastra dan Sastrawan NTT
Robert
Fahik*)
Judul : Mengenal Sastra dan Sastrawan NTT
Penulis : Yohanes Sehandi
Penerbit:
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
berkerjasama
dengan Universitas Flores
Tahun : 2012
Tebal : 130 hlm + x
ISBN : 978-602-9187-24-3
Ulasan
tentang Sastra dan Sastrawan NTT belum banyak dilakukan oleh kalangan mana pun,
kecuali beberapa penulis NTT lewat opini yang pernah muncul di media cetak
lokal. Buku Mengenal Sastra dan Sastrawan
NTT hadir sebagai salah satu referensi yang tidak hanya mengisi kekosongan
itu (ulasan tentang Sastra dan Sastrawan NTT), namun sekaligus sebagai batu
loncatan bagi siapa saja yang ingin menaruh perhatian serius terhadap kajian
Sastra dan Sastrawan NTT.
Muatan
utama buku ini adalah memperkenalkan kepada publik tentang Sastra dan Sastrawan
NTT. Ada tiga bagian besar dalam buku ini. Bagian pertama, “Mengenal Sastra NTT” (terdiri atas 4 tulisan). Bagian kedua, “Mengenal Sastrawan NTT” (terdiri
atas 4 tulisan). Bagian ketiga,
“Menyelisik Sastra NTT” (terdiri atas 7 tulisan).
Pada
bagian pertama, penulis menguraikan
proses panjang yang ia lalui dalam “melacak” Sastra dan Sastrawan NTT, termasuk
metode dan berbagai literatur yang digunakan. Penulis memberi gambaran tentang
perkembangan Sastra NTT khususnya berdasarkan data publikasi hingga buku ini
diterbitkan, mulai dari penerbitan antologi pusi, antologi cerpen, serta
berbagai opini yang berbicara tentang Sastra NTT maupun Sastrawan NTT. Penulis
juga memaparkan gagasannya tentang apa itu Sastra NTT, apa itu Sastrawan NTT, Local Genius dalam Sastra NTT, dan
bagaimana membangun Sastra NTT ke depan. Setelah melewati berbagai diskusi dan
penelusuran, penulis menegaskan bahwa Sastra NTT adalah “sastra tentang NTT
atau sastra yang dihasilkan oleh orang NTT dengan menggunakan media Bahasa
Indonesia.”
Pada
bagian kedua, penulis memberikan
pemahamannya tentang sastrawan NTT; apa saja kriterianya, siapa perintisnya,
dan berapa jumlah Sastrawan NTT hingga buku ini diterbitkan. Menurut penulis,
Sastrawan NTT terdiri atas dua kelompok, yakni (1) Sastrawan kreatif atau
Sastrawan pencipta yang peliputi penyair, novelis, cerpenis, dan dramawan, dan
(2) Sastrawan ilmiah atau sastrawan telaah yang meliputi pemerhati, pengamat,
dan kritikus sastra. Dari penelusuran penulis, hingga buku ini diterbitkan
terdapat 64 Sastrawan NTT; 22 di antaranya sudah diperkenalkan dalam buku ini
(biografi singkat), sedangkan yang lainnya (42) masih “dilacak” biografinya.
Pada bagian ini penulis juga memperkenalkan dua tokoh penting dalam Sastra NTT
yakni Gerson Poyk sebagai Perintis Sastra NTT dan Dami N. Toda sebagai Kritkus
Sastra asal NTT.
Pada
bagian ketiga, penulis kembali mempertegas
batasan dan pandangannya tentang Sastra dan Sastrawan NTT, terlebih menyangkut
latar (setting) NTT yang menurut
penulis masih sangat jarang dilirik. Penulis juga menampilkan cuplikan
(kutipan) beberapa karya satra NTT dan telaahnya (apresiasinya) terhadap karya
tersebut.
Buku yang
ditulis oleh dosen Universitas Flores ini mendapat sambutan hangat dari Rektor
Universitas Flores, Prof. Dr. Stephanus Djawanai, M.A., yang menulis, “Upaya
yang dilakukan oleh Yohanes Sehandi lewat buku Mengenal Sastra dan Sastrawan NTT ini adalah sebuah rintisan awal
dalam mengkaji warna daerah atau warna lokal NTT dalam Sastra Indonesia, atau
Sastra Indonesia warna daerah NTT”. Buku ini juga diberi Prolog oleh dosen
Filsafat Unika Widya Mandira Kupang, Dr. phil. Norbertus Jegalus, M.A., dan
Epilog oleh dosen Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, Drs. Yoseph Yapi Taum,
M.Hum.
Dalam Prolog
buku ini, Dr. Norbert mengetengahkan dua hal pokok yakni “sastra kritik” dan
“kritik sastra”. Sastra kritik menyangkut eksistensi sastra sebagai kritik
sosial, sedangkan kritik sastra menyangkut eksistensi kritikus sastra yang
bertugas menganalisis karya sastra demi pengembangan mutu karya sastra. Dengan
ini, Dr. Norbert menggelitik minimnya kritik sastra di NTT, dan mengapresiasi
upaya penulis. “Pada titik ini, yaitu pada titik di mana ia berpikir dan
berargumentasi secara rasional, Yohanes Sehandi menunjukkan dirinya sebagai
seorang kritikus sastra,” tulis Dr. Norbert. Gagasan tersebut juga dipaparkan
Drs. Yoseph Yapi Taum, M.Hum., dalam Epilog. Selain mengapresiasi kerja keras
Yohanes Sehandi, Drs. Yoseph Yapi Taum, M.Hum., juga mengharapkan kerjasama
dari berbagai pihak dalam mendukung perkembangan Sastra NTT, “Buku seperti ini
patut mendapat tempat dan apresiasi tinggi dari masyarakat sastra dan
Pemerintah Daerah NTT”.
Terlepas
dari berbagai kelebihan dan kekurangan yang dimilikinya, buku ini layak menjadi
referensi tidak hanya bagi siswa kelas Bahasa ataupun mahasiswa jurusan Bahasa
dan Sastra Indonesia, melainkan juga bagi seluruh masyarakat NTT dalam mengenal
dan mencintai Sastra dan Sastrawan NTT. Apresiasi tinggi patut diberikan kepada
penulis yang telah meretas jalan bagi siapa pun yang ingin mengkaji lebih dalam
tentang Sastra dan Sastrawan NTT. Apresiasi tinggi juga layak diberikan kepada
penulis karena buku Mengenal Sastra dan
Satrawan NTT termasuk salah satu pemenang Buku Insentif Perguruan Tinggi
dari Ditjen Dikti tahun 2014 ini.
*) Penulis novel Badut Malaka dan novel Likurai Untuk Sang Mempelai
Langganan:
Postingan (Atom)